Pengertian
Hal yang sangat penting dan bernilai manfaat
tinggi dalam benchmarking adalah bahwa dengan aktivitas ini memungkinkan
korporasi untuk melihat jauh ke depan melampaui paradigma berfikir terkait
dengan kinerja proses bisnis. Dengan melakukan benchmark terhadap perusahaan
lain, korporasi dapat secara nyata meningkatkan kesesuaian solusi masa depan
terhadap permasalahan saat ini. Dengan proses benchmark, korporasi dapat
melakukan loncatan kuantum dalam kinerja dengan terjadinya penurunan waktu
siklus belajar dan penetapan tujuan manajemen yang baru berdasar pada
pengalaman dan praktek baik yang ada pada perusahaan pesaing yang diakui
terbaik dalam bidangnya.
Benchmarking adalah alat bantu untuk memperbaiki
kualitas dengan aliansi antar partner untuk berbagi informasi dalam
proses dan pengkuruan yang akan menstimulasi praktek inovatif dan pemperbaiki
kinerja. Dalam aktivitas ini akan dapat ditemukan dan diterapkan praktek
terbaik yang mempercepat laju perbaikan dengan memberikan model nyata dan
merealisasikan perbaikan tujuan; sehingga praktek baik ini akan mendorong
proses yang bersifat positif, proaktif, terstruktur yang mempengaruhi perubahan
operasi organisasi. Dengan benchmarking, korporasi melakukan pengukuran produk,
layanan, dan praktek bisnisnya dengan membandingkan terhadap pesaing utama
maupun korporasi yang diakui sebagai pemimpin dalam bisnisnya. Untuk dapat
meningkatkan kinerjanya, korporasi perlu secara terus menerus mencari ide baru
melalui metode, praktek, proses dengan mengadopsi fitur-fitur terbaik korporasi
lain untuk menjaidi best of the best.
Beberapa manfaat benchmark adalah (1)
memperbaiki proses kritis yang ada dalam bisnis, (2) memantapkan tujuan yang
berorientasi pada pelanggan, (3) menumbuhkan antusias staf dengan melihat yang
terbaik, (4) mengidentifikasi peluang-peluang baru yang terkadang muncul
setelah membandingkan, (5) menjadi lebih berdaya saing, (6) memperpendek siklus
perbaikan proses bisnis dengan percepatan pembelajaran.
Untuk dapat melakukan benchmarking yang
berhasil, manajemen hendaknya memahami terlebih dahulu proses-proses yang
dimiliki. Beberapa hal yang penting diperhatikan adalah (1) manajemen melakukan
pemetaan proses untuk mendefinisikan proses yang ada, termasuk top-down
flowcharts, wall maps, product process maps atau value-added
flow analysis, (2) mengidentifikasi harapan pelanggan terhadap proses yang
dimiliki dengan cara mereviu pengukuran kinerja proses yang ada dibandingkan
dengan harapan pelanggan, (3) mendefinisikan kinerja proses, (4) menggunakan
teknik analisis tertentu untuk memahami sebab-sebab inefisiensi dalam proses
(beberapa teknik seperti cause-effect diagram, Pareto diagram, dan control
charts, (5) mengidentifikasi target benchmark berbasis analisis kinerja pesaing,
dan harapan pelanggan.
Kapan Benchmark digunakan
Digunakan ketika:
·
Proses yang ditargetkan adalah kritis bagi keberhasilan organisasi.
·
Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja korporasi tidak terlalu
kompetitif.
·
Peluang pertumbuhan yang signifikan terjadi dalam bisnis, namun
korporasi tidak mampu mengambil keuntungan tersebut.
·
Organisasi memahami proses saat ini dan ukuran kinerjanya
·
Pemilik proses memiliki komitmen untuk perubahan meski secara radikal.
·
Stakeholders akan menjadi bagian dalam team benchmarking.
Tidak digunakan ketika:
·
Organisasi tidak memahami proses yang ditargetkan
·
Manajemen tidak mengetahui bagaimana kinerja organisasi dibandingkan
dengan pesaingnya
·
Manajemen tidak memahami apa yang dibutuhkan pelanggan dari proses ini
·
Manajemen belum melakukan pemetaan proses dan tidak memiliki ukuran
kinerjanya.
·
Ada risistensi yang kuat untuk terjadinya perubahan organisasi
·
Hanya diinginkan oleh beberapa orang yang akan melakukan studi.
Jenis Benchmarking
Ada tujuh macam benchmarking yang penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1.
Internal benchmarking memberikan pembandingan
antara operasi atau proses yang sejenis dalam korporasi.
2.
Competitive benchmarking memberikan pembandingan
antar pesaing untuk produk atau layanan tertentu (spesifik).
3.
Functional benchmarking memberikan
pembandingan untuk fungsi sejenis dengan industri yang sama.
4.
Generic benchmarking memberikan pembandingan
proses-proses yang independen pada industri atau fungsi secara keseluruhan.
5.
Process benchmarking memfokuskan pada proses
kerja atau sistem operasi tertentu (misal pembayaran, rekruitmen, komplain
pelanggan, pengadaan) untuk menghasilkan hasil pada bottom line results,
seperti peningkatan produktivitas, mengurangi waktu siklus produk, pengurangan
biaya, peningkatan penjualan, mengurangi laju kesalahan produksi, dan
peningkatan keuntungan.
6.
Performance benchmarking memfokuskan pada
pembandingan produk atau layanan seperti pada harga, kualitas teknis, fitur
produk, kecepatan layanan, dan keandalan. Beberapa alat manajemen untuk
melakukan ini adalah reverse engineering, pembandingan langsung produk
dan layanan, ataupun analisis startistik pada sistem operasi.
7.
Strategic benchmarking digunakan untuk menguji
bagaimana korporasi dapat bersaing dan fokus pada indutri tertentu. Sasaran
kuncinya adalah mengidentifikasi strategi yang unggul untuk menjadi korporasi
yang berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar